Selasa, 05 Juni 2012

terapi moadalitas


TUGAS TERSTRUKTUR
KEPERAWATAN KELUARGA II


“TERAPI MODALITAS , TERAPI KOMPLEMENTER DAN KONSELING KELUARGA”










Disusun Oleh:

Wahyu Teten Rustendy
G1D008095




KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO

2011

A.    Terapi Modalitas
1.      Pengertian
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini di berikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif. Terapi modalitas mendasarkan potensi yang dimiliki pasien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi atau penyembuhannya. Tapi terapi ini bisa dipakai untuk terapi keperawatan keluarga.
2.      Jenis-jenis terapi modalitas
a.       Terapi individual / Perorangan
Terapi individual adalah terapi dengan pendekatan hubungan individual antara seorang terapis dengan seorang klien. Hubungan yang dijalin adalah hubungan yang disengaja dengan tujuan terapi dan dilakukan dengan tahapan sistematis (terstruktur) sehingga melalui hubungan ini terjadi perubahan tingkah laku klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal hubungan.
Melihat individu sebagai suatu tempat yang patologis dan dilakukanny pengumpulkan data yang di peroleh dari individu tadi, pada terapi perorangan pengungkapan pikiran dan perasaan tentang kehidupannya sekarang, dan orang–orang didalamnya penting untuk dikaji. Termasuk riwayat perkembangan konfliknya dengan orang tua dan saudara–saudaranya.
Bila akan dirujuk ke dalam terapi keluarga maka terapis akan mengekporasi interaksi individu dalam konteks hidup yang berarti bagi dirinya dan oranglain. Dalam wawancara keluarga terapist mengamati hubungan individu dengan anggota keluarga lainnya dan dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga.
b.        Terapi bermain
Terapi bermain diterapakan kerena ada anggapan dasar bahwa anak-anak akan dapat berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada dengan ekspresi verbal. Bermain dengan perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan, status emosional anak, hipotesa diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk mengatasi masalah anak tersebut. Prinsip terapi bermain meliputi membina hubungan yang hangat dengan anak, merefleksikan perasaan anak yang terpancar melalui permainan, mempercayai bahwa anak dapat menyelesaikan mesalahnya, dan kemudian menginterpretasikan perilaku anak tersebut.
Terapi bermain di indikasikan untuk anak yang mengalami depresi, ansietas atau sebagai korban penganiayaan (abuse). Terapi bermain juga dianjurkan untuk dewasa yang mengalami stress pasca trauma, gangguan identitas disosiatif dank lien yang mengalami penganiayaan.
c.       Terapi keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi; tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya. Ada beberapa teori yang mendasari terapi keluarga, antara lain:
1).    Psychodynamik Family Therapy.
Contoh: Seseorang yang mempunyai harga diri rendah akan menampilkan suatu " False Self " yang ditampilkan pada saat yang sama diajuga takut kecewa dan sulit mempercayai orang lain termasuk pasangan hidupnya. Hal ini menyebabkan kesulitan yang serius dalam perkawinannya.
Tujuan dari terapi keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk menolong anggota keluarga mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan caranya beraksi satu sama lain di dalam keluarga. Disini anggota keluarga didorong kearah asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran mereka berjalan bebas tanpa sensor alam sadar dan memverbalisasilan pikirannya. Terapist hendaknya dab tudak secara aktif melakukan intervensi juga hindari memberi saran dan memanipulasi keluarga.
2).    Behavioural Family Therapy
Terapi perilaku dalam keluarga diawali dengan mempelajari pola perilaku keluarganya untuk menentukan keadaan yang menimbulkan masalah perilaku itu. Berdasarkan analisis ini, terapist membuat rencana untuk merubah keadaan tersebut dengan cara intervensi langsung dalam keluarga.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan perilaku yang positif yang diinginkan dan menghilangkan perilaku negatif. Hal ini dilakukan dengan mengatur keluarga sehingga perilaku yang diinginkan diperkuat dengan memberi " Reward ".
3).    Group Therapy Approaches
Terapi kelompok dapat diterapkan didalam keluarga. Tujuannya adalah menolong anggota keluarga mendapatkan insight melalui proses interaksi didalam kelompok. Peranan terapis adalah sebagai fasilitator.
Terapi keluarga menggunakan teori komunikasi dengan proses komunikasi yang terjadi didalam keluarga dan dijelaskan sebagai berikut :
a)      Komunikasi dan kognisi
Terapist dari kelompok ini menaruh perhatian untuk menolong keluarga dan menjelaskan arti komunikasi yang terjadi diantara mereka. Terapist menyuruh anggota keluarga meneliti apa yang dimaksud oleh anggota keluarga yang lain saat menyatakan sesuatu.
Terapis juga memperhatikan punktuasi dari proses komunikasi yang terjadi pada keluarga dengan tujuan memperjelas kesalah pengertian, juga diperhatikan bahwa non verbal yang digunakan.


b)      Komunikasi dan kekuatan
Haley mengatakan bahwa bila seseorang mengkomunikasikan pesan pada orang lain berati dia sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan.
Contoh : orang tua bertanggung jawab terhadap anak anak dan dia punya hak untuk membatasi perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak sendiri untuk mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan pada terapi struktural dimana tujuan proses, terapi untuk merubah posisi dari batasan diatara sub sistem yang berbeda dalam keluarga.
c)      Komunikasi dan Perasaan.
Virginia safir adalah orang yang banyak memberi penekanan komunikasi dari perasaan. Dikatakan bahwa pasangan perkawinan yang mempunyai kebutuhan emosional diharapkan ditentukan dalam perkawinan jika kita menemukan kebutuhan emosional hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat penting artinya : Tujuan dari terapi adalah memperbaiki bila terdapat ketidakpuasan.
4).    Structural Family Therapy.
Dikembangkan oleh Salvador Minuchin. Perlu dinilai 6 aspek dari fungsi keluarga. Struktur keluarga yang terdiri dari susunan yang mengatur transaksi diatara anggota keluarga. Fleksibilitas dari fungsi keluarga dan kemampuannya untuk berubah.
" The Family Resonance " pada anggota keluarga dapat saling terikat atau saling merenggang. Konteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistem yang teridiri dari keluarga besar, tetangga lingkungan kerja, lingkungan sekolah dari anggota keluarga supra sistem bisa merupakan sumber stress atau sumber supprot dari lingkungan.bisa merupakan.
Terapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan interaksi keluarga secara sehat. Agar tujuan tercapai, maka terapis harus memperhatikan hal-hal dibawah ini:
1).    Ruang Lingkup Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah suatu tindakan berupa modifikasi keadaan sekarang bukan sekedar eksplorasi dan interaksi masa lampau. Adapun sasarannya adalah sistem keluarga. Tetapi bergabung dengan sistem tersebut dan menggunakan dirinya untuk mengubah sistem tadi dengan mengubah posisi anggota keluarga, terapi mengubah pengalaman dan subyektif.
Perubahan di dalam struktur akan memberi paling sedikit satu kemungkinan untuk berubah berikutnya. Sistem keluarga diorganisir sekitar dukungan, aturan, asuhan dan sosialisasi anggota keluarga tadi. Dalam hal ini terapist bergabung dengan keluarga bukan untuk mendidik dan membuatnya sosial tetapi memperbaiki dan memodifikasi fungsi keluarga itu sendiri sehingga dapat menjalankan fungsi dengan baik.
Sistem keluarga mempunyai sifat–sifat pertahanan diri karena itu sekali perubahan terjadi keluarga ini akan mempertahankan dan mengubah umpan balik atau memberi nilai pengalaman pada anggota keluarganya.
2).    Indikasi Pemberian Terapi Keluarga
Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang tepat. Indikasi terapi keluarga menurut walrond skinner adalah :
Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga dan gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota keluargannya dapat merupakan masalah secara individual.
Kesulitan berpisah. Terapi keluarga yang berorientasi psikomaktika menyatakan bahwa terapi keluarga akan berguna pada keluarga–keluarga dapat fungsi yang didasari oleh paranoid Skizoid, hubungan yang " part object " kurangnya " ego goundaries " dan terlalu banyak memakai denial projeksi." Saverely Disorganized Family " dan keadaan sosial ekonomi yang sangat buruk.
3).    Manfaat Pemberian Terapi Keluarga
Secara garis besar manfaat terapi keluarga baik untuk pasien maupun keluarga adalah :
Manfaat untuk pasien :
a)      Memepercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok / keluarga
b)      Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya.
c)      Jika dilakukan pada program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan.
Manfaat untuk keluarga :
a)      Memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing–masing anggota keluarga labih baik.
b)      Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap pasien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargai pasien sebagai manusia maupun terhadap potensi–potensinya masih ada.
c)      Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya dalam membantu pasien dalam rehabilitasi.
4).    Teknik Terapi Keluarga
Terapi keluarga dilakukan dengan menggunakan tehnik terapi Keluarga Berstruktur. Terapi keluarnya berstruktur adalah suatu kerangka teori tehnik pendekatan individu dalam konteks sosialnya.
Tujuan adalah mengubah organisasi keluarga. Terapi keluarga berstruktur memepergunakan proses balik antara lingkungan dan orang yang terlibat perubahan perubahan yang ditimbulkan oleh seseorang terhadap sekitarnya dan cara-cara dimana umpan balik terhadap perubahan perubahan tadi mempengaruhi tindakan selanjutnya. Terapi keluarga mempergunakan teknik–teknik dan mengubah konteks orang–orang terdekat sedemikian rupa sehingga posisi mereka berubah dengan mengubah hubungan antara seseorang dengan konteks yang akrab tempat dia berfungsi, kita mengubah pengalaman subyektifnya.
Terapi keluarga salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menajalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan fingsi keluarga,dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi. Manfaat peran keluarga dalam proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi keluarga.
Dengan terapi keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi dan rehabilitasi pasien juga dapat memperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap–tiap anggota keluarga dalam arti memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan interpersonal
d.      Terapi aktivitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok Sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial, yang bertujuan untuk meningkat hubungan sosial dalam kelompok secara bertahan.
Tujuan dari TAKS antara lain:
1).    Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama: nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
2).    Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3).    Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4).    Klien mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok

B.     Terapi Komplementer
1.      Pengertian
Terapi komplementer  dan alternatif adalah  terapi  dalam ruang lingkup luas meliputi system kesehatan, modalitas, dan praktek-praktek yang berhubungan dengan teori-teori dan kepercayaan pada suatu daerah dan pada waktu/periode tertentu. Terapi komplementer  adalah terapi  yang digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi medis. Terapi komplementer  dapat digunakan sebagai single therapy ketika digunakan untuk meningkatkan kesehatan
Dalam hal pengobatan atau terapi alternative yang digunakan secara tersendiri menggantikan pengobatan konvensional (kedokteran), maka sebutannya adalah pengobatan alternative. Sedangkan bila cara pengobatan itu dilakukan bersama atau sebagai tambahan terhadap pengobatan konvensional, maka sebutannya menjadi pengobatan komplementer karena kedua cara pengobatan tersebut melengkapi satu sama lainnya. Sebagai contoh, banyak rumah sakit di china menggunakan akupuntur untuk mengurangi rasa nyeri selama operasi, menggantikan anestesi (obat bius). Dalam hal ini akupuntur disebut sebagai penngobatan komplementer.
Alasan yang paling umum orang menggunakan terapi komplementer adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan/wellness. Wellness mencakup kesehatan optimum seseorang, baik secara fisik, emosional, mental dan spiritual.  Fokus  terapi komplementer adalah  kesejahteraan yang berhubungan dengan tubuh,  pikiran dan spirit. Terapi komplementer bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menghindari atau meminimalkan efek samping, gejala-gejala, dan atau mengontrol serta menyembuhkanpenyakit.
2.      Jenis–jenis terapi komplementer
a.        Akupunktur
Praktik akupnktur menurut teori ini, Chi (atau Qi, atau ki, atau energi vital) dan darah bersirkulasi di dalam tubuh melalui system saluran darah yang disebut meridian, dan menghubungkan organ-organ internal dengan organ-organ eksternal atau jaringan. Dengan merangsang titik-titik tertentu pada permukaan tubuh yang terletak di jalur meridian dengan menggunakan jarum akupunktur atau moksibusi, maka aliran Chi dan darah bias diatur, dan dengan demikian penyakit yang mengganggu bisa disingkirkan. Titik yang dirangsang tersebut disebut titik-titik akupunktur atau Acupoints.
Kedudukan titik-titik akupunktur ada pada sejumlah jalur Meridian utama. Ada 12 pasang jalur Meridian yang secara sistematis tersebar pada kedua belahan tubuh (sebelah depan dan belakang), dan 2 jalur meridian tambahan di sepanjang bagian tengan abdomen dan pnggung. Hingga saat ini telah diidentifikasi atau ditemukan adanya lebih dari 300 titik akupunktur, masing-masing dengan fungsi terapeutiknya sendiri. Sebagai contoh, titik Heju yang terletak diantara tulang metacarpal pertama dan kedua, bisa mengurangi rasa nyeri di kepala dan mulut. Sehingga titik Shenmen yang terletak di ujung medial dari pergelangan bisa menimbulkan efek ketenangan.
b.        Masase
Hipocrates pernah menyatakan bahwa “dokter harus berpengalaman dalam banyak hal termasuk dalam memijat”. Pijatan dapat meluruskan sendi yang terlalu lemas dan melemaskan sendi yang terlalu kuat. Minat memijat dianggap telah dipengaruhi oleh Metzeger di Belanda dan di Inggris pada abad ke 19 ahli pijat wanita dipekerjakan untuk memberikan terapi masase di bawah intruksi yang diresepkan oleh dokter. Tahun 1985 perawat dipekerjakan sebagai pemijat medis. Standar praktek diperkenalkan tahun 1920 oleh “Perkumpulan Pemijat Terlatih” dan akhirnya menjadi “The Chartered Society of Massage and Medical Gymnastics” yang dipelopori oleh “Chartered Society of Physiotherapy”. Seni masase digunakan oleh ahli fisioterapi sebagai metode analisis dan terapi namun lebih sering digunakan dalam terapi kecantikan dan pengobatan.
Masase dalam pasien perlu pengkajian secara holistik. Pasien dengan varises vena, kondisi dengan penyakit jantung, hipertensi, kondisi asmatik akut harus diidentifikasi dengan jelas. Lingkungan untuk pemijatan harus tenang, hangat, penerangan memadai, dan alat yang digunakan mudah terjangkau.
Ahli terapi harus berfokus pada diri mereka sendiri dalam perannya memberikan masase sebagai mekanisme penyembuhan. Sentuhan harus menjadi medium komukasi dengan interupsi verbal jika perlu. Masase perlu mengguanakan medium seperti minyak. Gerakan tangan harus tegas dan menyeluruh. Penguabahan arah menuver masase harus terasa seperti pijatan lembut dan halus.
Teknik dasar dalam masase :
Ø  Mengurut
Mengurut adalah gerakan yang lembut, meluncur, dan ritmik yang selalu mengikuti arah drainase vena menuju ke jantung. Tekanan dapat ringan atau dalam tergantung tujuannya dan teknik ini baik untuk meningkatkan drainase vena dan limfatik, meningkatkan sirkulasi, dan fungsi otot. Teknik ini dapat digunakan untuk mengkaji kondisi kulit, tingkat ketegangan atau relaksasi, dan adanya pembengkakan dibawah kulit.
Ø  Meremas
Teknik meremas tangan harus tegas karena untuk menggerakan kulit diatas otot, otot diatas otot atau jaringan diatas jaringan. Tangan diletakan pada posisi datar dan digerakan dengan arah sirkular baik satu atau berlawanan. Teknik ini digunakan untuk menghilangkan tegangan.

Ø  Memijat
Teknik ini menggunakan ujung luar telapak tangan untuk membuat gerakan pendek, tajam, dan gerakan mencincang. Menekan digunakan untuk melemaskan sekresi yang terhambat dari paru sepeti kistik fibrosis. Tangan digerakan secara bergantian dengan cara cepat dan berulang-ulang.
Manfaat dari masase adalah meningkatkan sirkulasi, aktifitas refleks pada sistem saraf pusat, perifer, dan otonom. Pijatan membantu vena balik dan menghilangkan sampah yang terakumulasi dalam jaringan. Mengurut dan meremas menstimulasi sirkulais lokal dan mobilisasi jaringan lunak. Manfaat secara psikologis yaitu berkaitan dengan timbal balik sentuhan dan proses relaksasi yang berkaitan dengan masase.
Masase berguna untuk meningkatkan kesejahteraan individu baik sebagai terapi terpisah atau pelengkap dalam pengobatan ortodoks. Masase secara klinis dapat digunakan untuk mengurangi stress dan meningkatkan perbaikan jaringan dan kerusakan otot. Terapi ini dapat dimasukan dalam aktivitas rutin seperti memandikan ditempat tidur dan perawaatn daerah tekanan. Masase dapat digunakan sebagai teknik tersendiri atau dapat dikombinasikan dengan minyak sari yang memberi lingkup terapeutik.
c.        Akupresure
Pada dasarnya Akupresure  berarti teknik pijat yang dilakukan pada titik-titik tertentu di tubuh, untuk menstimulasi titik-titik energy. Titik-titik tersebut adalah titik-titik akupunktur.Tujuanya adalah agar seluruh tubuh memperoleh jumlah ‘chi’ yang cukup sehingga terjadi keseimbangan chi tubuh. ‘Chi’ adalah energy yang mengalir melalui jaringan diberbagai Meridian tubuh dan cabang-cabangnya.
Akupunktur sering dilakukan dalam perpaduan dengan moksibusi. Moksibusi adalah proses dimana batang moksa yang terbuat dari daun moksa kering dibakar, dan dipegang dalam jarak sekitar 2,5 cm diatas kulit pasien, diatas titik-titik akupunktur tertentu. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menghangatkan Chi dan darah di saluran Meridian.
d.       Brain Gym
Brain gym adalah program yang disusun berdasarkan pola gerak. Latihan-latihannya menggali kembali pola gerak masa pertumbuhan yang dilakukan anak-anak secara alamiah, sebagai bagian dari proses tumbuh kembang mereka ketika masih bebas dari stress. Brain gym dikembangkan berdasarkan himpunan hasil penelitian selama lebih dari 80 tahun, dari para terapis pendidikan, optometris pertumbuhan dan para spesialis lain dalam bidang olah gerak, pendidikan dan pertumbuhan anak-anak.
1)        Konsep dan cara kerja brain gym.
Bayi dilairkan dengan berbagai respons yang berifat refleks, sebagai stimulus yang akan membantu otaknya dalam membentuk jalur neural yang vital. Jika bayi tumbuh menjadi anak atau orang dewasa, akan tetapibayi masih memiliki berbagai refleks, ini pertanda bahwa tahap awal yang penting dalam pertumbuhan otaknya belum terjadi, telah terhambat atau bahkan mengalami kemunduran akibat pengalaman-pengalaman yang penuh stress secara fisik atau pikiran, dan nantinya mengarah ke berbagai masalah yang lebih serius. Penelitian yang baru mengenai kemampuan otak menunjukan bahwa hubungan sel-sel otak bisa diubah. Gerakan atau latihan tubuh tertentu merangsang aspek-aspek tertentu dari fungsi otak. Dua puluh enam teknik brain gym dirancang untuk mengaktifkan berbagai fungsi kognitif termasuk komunikasi, komprehensif dan pengorganisasian informasi.
Manfaat brain gym:
a)      Meningkatkan ketrampilan berbicara, mendengarkan, membaca, menulis dan matematika.
b)      Memperbaiki kemampuan konsentrasi dan daya ingat.
c)      Memperbaiki koordinasi tubu dan gerakan, olahraga, menari dan bermain musik.
d)     Membantu meningkatkan kemampuan dalam menyusun perencanaan dan mencapai tujuan dalam berbagai aspek kehidupan.
e)      Teknik melepas ketegangan dan stress yang mujarab.
f)       Meningkatkan rasa percaya diri.

C.    Konseling atau Bimbingan Keluarga
Bimbingan merupakan suatu alat untuk membantu mengoptimalkan individu dan mendewasakan anak. Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseling mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. Bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang dan atau sekelompok orang yang bertujuan agar masing-masing individu mampu mengembangkan dirinya secara optimal, sehingga dapat mandiri dan atau mengambil keputusan secara bertanggungjawab.
1.    Pengertian Konseling Keluarga
Family Counseling (konseling keluarga) didefinisikan sebagai suatu proses interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostasis, sehingga setiap anggota keluarga dapat merasa nyaman (comfortable).
2.    Prinsip-prinsip Konseling Keluarga
a.       Bukan metode baru untuk mengatasi human problem.
b.      Setiap anggota adalah sejajar, tidak ada satu yang lebih penting dari yang lain.
c.       Situasi saat ini merupakan penyebab dari masalah keluarga dan prosesnyalah yang harus diubah.  
d.      Tidak perlu memperhatikan diagnostik dari permasalahan keluarga, karena hal ini hanya membuang waktu saja untuk ditelusuri.
e.       Selama intervensi berlangsung, konselor/terapist merupakan bagian penting dalam dinamika keluarga, jadi melibatkan dirinya sendiri.
f.       Konselor/terapist memberanikan anggota keluarga untuk mengutarakan dan berinteraksi dengan setiap anggota keluarga dan menjadi “intra family involved”.
g.      Relasi antara konselor/terapist merupakan hal yang sementara. Relasi yang permanen merupakan penyelesaian yang buruk.
h.      Supervisi dilakukan secara riil/nyata (conselor/therapist center) (Perez,1979).
3.    Tujuan Konseling Keluarga
a.       Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.
b.      Membantu anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan interaksi dari anggota keluarga lainnya.
c.       Bertindak terus menerus dalam konseling/terapi sampai dengan keseimbangan homeostasis dapat tercapai, yang akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.
d.      Mengembangkan apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap anggota keluarga.
4.    Pendekatan dalam Konseling Keluarga
Dalam konseling keluarga banyak pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam membantu permasalahan yang terjadi di dalam keluarga. Hal ini antara lain adalah pendekatan psikodinamik, pendekatan eksistensial, pendekatan bowenian, pendekatan struktural, pendekatan komunikasi dan pendekatan behavioral. Pendekatan-pendekatan tersebut memiliki dasar pemikiran, tujuan serta teknik yang berbeda di dalam penanganannya.
Pendekatan psikodinamik lebih menekankan bagaimana individu memahami diridan memahami emosi, sehingga anggota keluarga nantinya bisa menyelesaikan problem matika sendiri tanpa bantuan lagi dari konselor.
Pendekatan eksperensial atau humanistik didasari oleh masalah-masalah keluarga yang berakar dari perasaan-perasaan negatif seperti tertekan, kekakuan dan lain-lain. Pendekatan ini lebih menekankan pada keluarga agar mampu untuk berusaha mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh individu.
Pendekatan bowen didasarkan dimana anggota keluarga dapat memisahkan anatara fungsi intelektual dan emosionalnya, dimana pendekatan ini menghindarkan triangulasi atau orang ketiga dalam proses penanganannya.
Pendekatan struktural lebih menekankan pada perubahan struktural di dalam keluarga dan bagaimana keluarga dapat mengatur dirinya sendiri dengan pola transaksional di antara anggota keluarga. Peran konselor dalam pendekatan ini harus mampu memberikan instruksi-instruksi yang selayaknya dilakukan oleh anggota keluarga sedang melakukan bimbingan.
Pendekatan strategis atau komunikasi lebih menekankan pada problematika masa sekarang yang bertujuan untuk mengubah segala perilaku-perilaku yang salah. Sedangkan pada pendekatan behavioral, lebih menekankan pada perilaku-perilaku dimana perilaku tersebut dipertahankan atau bahkan dihilangkan. Pada kasus yang telah diungkap sebelumnya, bahwa penolakan orang tua terhadap hadirnya anak berkebutuhan khusus serta sikap orangtua yang frustasi, stress hingga acuh pada anak yang akhirnya membuat keseimbangan kehidupan keluarga tersebut terganggu. Tentunya hal tersebut harus ditangani dengan segera. Jangan sampai masalah di dalam keluarga dapat menghambat potensi serta aktivitas anggota keluarga yang lain. Pendekatan-pendekatan bimbingan keluarga yang telah dijelaskan diatas merupakan acuan bimbingan yang dapat membantu memecahkan persoalan tersebut.
Pendekatan behavioral yang menekankan pada perilaku yang dipertahankan atau dirubah atau dimodifikasi dapat digunakan untuk orang tua bagaimana harus bersikap dan berperilaku terhadap anak berkebutuhan khusus yang hadir dalam keluarganya. Pendekatan eksperiensial atau humanistik dapat digunakan untuk mengembangkan ketertutupan emosional dan mengurangi kekakuan didalam keluarga serta pendekatan-pendekatan lainnya.
Peran konselor dalam membantu klien dalam konseling keluarga dan perkawinan dikemukakan oleh Satir (Cottone, 1992) di antaranya sebagai berikut:
a.       Konselor berperan sebagai “facilitative a comfortable”, membantu klien melihat secara jelas dan objektif dirinya dan tindakan-tindakannya sendiri.
b.      Konselor menggunakan perlakuan atau treatment melalui setting peran interaksi.
c.       Berusaha menghilangkan pembelaan diri dan keluarga.
d.      Membelajarkan klien untuk berbuat secara dewasa dan untuk bertanggung jawab dan melakukan self-control.
e.       Konselor menjadi penengah dari pertentangan atau kesenjangan komunikasi dan menginterpretasi pesan-pesan yang disampaikan klien atau anggota keluarga.
f.       Konselor menolak perbuatan penilaian dan pembantu menjadi congruence dalam respon-respon anggota keluarga









DAFTAR PUSTAKA

Cortinash, KM and Holeday Worret, P.A., 1991. Psychyatric Nursing care Plan, St. Louis: Mosby year Book,

Hadibroto, Iwan., Syamsir Alam.2006. Pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

 

http://dahliarsj13.blogspot.com/2009/02/terapi-modalitas-dalam-keperawatan-jiwa.html. diakses tanggal 28 Oktober 2011

 



Mc Farland, Gertrude K. and Themas M.D, 1987. Psychiatric Mental Health Nursing. St. Louis: The CV. Mosby Co.

Senin, 04 Juni 2012

askep neuroma akustik


TUGAS TERSTRUKTUR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III
ASUHAN KEPERAWATAN NEUROMA AKUSTIK



Oleh :
                                       Dea Ayu Lutfi                  (G1D008064)
                                       Mia Yuniar                        (G1D008069)
                                       Terra Angganis                  (G1D008076)
                                       Ambalika Agustin             (G1D008082)
                                       Aldi Maswiharjo               (G1D008086)
                                       Nur Tri Widodo                (G1D008093)
                                       Oktriani Utami                  (G1D008099)
                                       Annisa Fatwa                    (G1D008105)
                                       Nastian Nurdiansyah        (G1D008110)
                                       Windu Asih Pratiwi          (G1D008115)
                                       Furyanto                            (G1D008120)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2011
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Neuroma Akustik, juga dikenal sebagai schwannomas vestibular adalah tumor ganas non-saraf kranial dari 8. Umumnya mereka muncul dari sel-sel yang meliputi (Schwann sel) dari saraf vestibular inferior (Komatsuzaki dan Tsunoda, 2001; Krais, 2007). Mereka juga dapat terjadi dalam labirin (Neff dkk, 2003). Akustik terdiri dari sekitar 6 % dari seluruh tumor intrakranial, sekitar 30% dari tumor otak, dan sekitar 85% dari tumor di daerah sudut cerebellopontine, dan 10% adalah meningioma. Hanya sekitar 10 tumor yang baru didiagnosa setiap tahun per juta orang (Evans et al, 2005), sesuai dengan antara tahun 2000 dan 3000 kasus baru setiap tahun di Amerika Serikat.
Cara lain untuk melihat hal ini adalah bahwa orang rata-rata memiliki risiko sekitar 1 / 1000 dari mengembangkan neuroma akustik dalam hidup mereka (Evans et al, 2005). Di Denmark, kejadian tahunan diperkirakan 7,8 pasien yang dioperasikan / tahun (Tos et al, 1992). Sebagai teknologi telah membaik, tumor lebih kecil telah didiagnosa, menghasilkan perkiraan yang sama sekitar 10 tumor / tahun juta. Pada pasien dengan asimetri pendengaran, diyakini bahwa hanya sekitar 1 dari 1000 memiliki neuroma akustik (sumber: NIH), meskipun beberapa laporan prevalensi setinggi 2,5% (Baker et al 2003.).
Prevalensi yang lebih tinggi tidak sesuai dengan pengalaman klinis kami dalam praktik kami di Chicago, akal sehat, atau temuan orang lain. KL et al (1992) mengamati bahwa dalam populasi Denmark acak dari 40-60 tahun orang tua, gangguan pendengaran asimetris terjadi pada 8%. Matematika sederhana akan menunjukkan bahwa jika 8% dari kelompok ini telah mendengar asimetris, akan ada 80.000 orang tersebut antara satu juta orang. Dengan asumsi bahwa semua tumor mengakibatkan pendengaran asimetris, maka rasio akan 10/80, 000 - sekitar 1 / 10, 000.

B.     Tujuan
Tujuan Khusus dari penulisan makalah ini adalah
a.       Untuk mengetahui definisi dari Neuroma Akustik.
b.      Untuk mengetahui etiologi Neuroma Akustik.
c.       Untuk mengetahui patofisiologi dari Neuroma Akustik.
d.      Untuk mengetahui manifestasi klinik pada Neuroma Akustik.
e.       Untuk mengetahui komplikasi yang muncul pada Neuroma Akustik
f.       Untuk mengetahui penatalaksanaan yang tepat pada Malnutrisi.
g.      Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Neuroma Akustik.





















BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Definisi
Neuroma akustik adalah tumor bersifat kanker (jinak) dan biasanya lambat tumbuh yang berkembang pada saraf akustikus. Dapat tumbuh pada saraf keluar dari pons, sepanjang perjalanan saraf di fosa kranialis posterior atau di dalam liang telinga dalam menuju ke otak. Karena cabang-cabang saraf ini langsung mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran, tekanan dari neuroma akustik dapat menyebabkan gangguan pendengaran, dering di telinga, dan kegoyangan. Neuroma akustik juga dikenal sebagai schwannoma vestibular. Neuroma akustik adalah penyebab umum gangguan pendengaran. Neuroma akustik biasanya tumbuh lambat sekali yang dapat mengenai saraf akutikus, saraf fasialis, dan kemudian mengenai ungulus serebelopotin. Satu telinga penderita semakin lama semakin tuli, tetapi dalam beberapa kasus mungkin tumbuh pesat dan menjadi cukup besar untuk menekan otak dan mengganggu fungsi vital.

B.     Etiologi
Etiologi neuroma akustiik adalah :
1.      Idiopatik
Neuroma Akustik dapat terjadi secara idiopatik (artinya masih belum di ketahui secara pasti penyebabnya).
2.      Neurofibromatosis (NF2)
Sebuah neuroma akustik disebabkan oleh perubahan atau tidak adanya kedua gen supresor tumor di NF2 sel saraf. Setiap orang memiliki sepasang gen NF2 di setiap sel tubuh mereka termasuk sel saraf mereka. Satu NF2 gen diwariskan dari sel telur ibu dan NF2 satu gen diwariskan dari sel sperma dari ayah. NF2 gen bertanggung jawab untuk membantu mencegah pembentukan tumor pada sel saraf. Khususnya gen NF2 membantu mencegah neuromas akustik. Hanya satu gen berubah dan berfungsi NF2 adalah diperlukan untuk mencegah pembentukan neuroma akustik. Jika kedua gen NF2 menjadi berubah atau hilang di salah satu sarung mielin sel saraf vestibular kemudian sebuah Neuroma akustik biasanya akan berkembang.

C.    Patofisiologi
Sebagian besar neuromas akustik berkembang dari investasi sel Schwann dari bagian vestibular dari saraf vestibulocochlear. Kurang dari 5% timbul dari saraf koklea. Saraf superior dan inferior vestibular tampaknya saraf asal dengan sekitar frekuensi yang sama. Pola pertumbuhan yang terpisah dapat dibedakan dalam tumor akustik yaitu
1.      Tidak ada pertumbuhan atau sangat lambat pertumbuhan,
2.      Pertumbuhan yang lambat (yaitu 0,2 cm / y pada studi imaging)
3.      Pertumbuhan cepat ( yaitu ≥ 1,0 cm / y pada studi imaging).
Meskipun beberapa tumor mentaati satu atau dari pola-pola pertumbuhan, yang lain tampaknya alternatif antara periode pertumbuhan tidak ada atau lambat dan pertumbuhan yang cepat. Tumor yang telah mengalami degenerasi kistik (mungkin karena mereka telah melampaui suplai darah mereka) kadang-kadang mampu ekspansi relatif cepat karena pembesaran komponen kistik mereka. Karena tumor akustik timbul dari sel Schwann investasi, pertumbuhan tumor umumnya kompres serat vestibular di permukaan.
Penghancuran serat vestibular lambat, akibatnya, banyak pasien mengalami ketidakseimbangan sedikit atau tidak atau vertigo. Setelah tumor telah berkembang cukup besar untuk mengisi kanal auditori internal, hal itu mungkin melanjutkan pertumbuhan tulang baik dengan memperluas atau dengan memperluas ke sudut cerebellopontine. Pertumbuhan dalam sudut cerebellopontine umumnya bulat.
Tumor akustik seperti lesi menempati ruang-lain, menghasilkan gejala dengan salah satu dari 4 mekanisme dikenali kompresi atau distorsi dari ruang cairan tulang belakang, perpindahan dari batang otak, kompresi dapat mengakibatkan  iskemia atau infark, atau kompresi dan/atau atenuasi saraf. Karena sudut cerebellopontine relatif kosong, tumor dapat terus tumbuh sampai mereka mencapai 3-4 cm sebelum mereka menghubungi struktur penting.
Pertumbuhan seringkali cukup lambat bahwa saraf wajah dapat menampung ke peregangan dikenakan oleh pertumbuhan tumor tanpa kerusakan klinis jelas fungsi. Tumor yang timbul dalam pendengaran kanal internal dapat menghasilkan gejala-gejala yang relatif awal dalam bentuk gangguan pendengaran atau gangguan vestibular dengan menekan saraf koklea, saraf vestibular, atau arteri labirin tulang dinding saluran pendengaran internal.
Sebagai tumor pendekatan 2,0 cm diameter, ia mulai untuk kompres permukaan lateral batang otak. pertumbuhan lebih lanjut dapat terjadi hanya dengan penekanan atau menggusur batang otak ke sisi kontralateral. Tumor yang lebih besar dari 4 cm sering memperpanjang cukup jauh anterior untuk menekan saraf trigeminal dan menghasilkan hipestesia wajah. Sebagai tumor terus tumbuh di luar 4 cm, penghapusan progresif dari saluran air otak dan ventrikel keempat terjadi dengan perkembangan akhir hidrosefalus.















D.    Pathway

Faktor genetic
Tidak diketahui
Tidak adanya gen supresor tumor
Neurofibromatosis (NF2) di sel saraf
Neuroma  akustik
Ketidakmampuan Vestibulokoklearis menghantarkan gelombang suara ke lobus temporal otak
Penurunan fungsi
pendengaran
Tidak mampu
mendengar dengan baik
Gangguan persepsi sensori :
Pendengaran
Menekan serabut – serabut saraf vestibuler
Vertigo
Kehilangan
keseimbangan
Resiko tinggi cedera
Merupakan
stresor psikologis
Perubahan status
kesehatan
Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
Ansietas
 




























E.     Manifestasi klinik
Gejala-gejala neuroma akustik termasuk yang pertama dalam 90% dari mereka dengan tumor adalah :
1)      Gangguan pendengaran pada satu telinga, sering disertai dengan dering di telinga atau tinnitus. Hilangnya pendengaran biasanya halus dan memburuk secara perlahan, meskipun kadang-kadang tiba-tiba kehilangan pendengaran dicatat tuli.
2)      Hilangnya keseimbangan dan kegoyangan.
3)      Vertigo berhubungan dengan mual dan muntah, dan tekanan di telinga, yang semuanya dapat dikaitkan dengan gangguan fungsi saraf vestibulocochlear. Selain itu lebih dari 80% pasien telah melaporkan tinnitus (paling sering sepihak dering bernada tinggi, kadang kadang mesin seperti mengaum atau mendesis suara, seperti ketel uap).
4)      Karena bagian keseimbangan dari saraf kedelapan adalah tempat tumor muncul tumors besar yang memampatkan berdekatan batang otak dapat mempengaruhi lokal saraf kranial lainnya Paradoksnya, saraf kranial ke 7 jarang terlibat pra-bedah, keterlibatan dari saraf trigeminal (CN V) dapat menyebabkan hilangnya sensasi di terlibat sisi wajah dan mulut Kompresi saraf kranial ketujuh dapat menyebabkan kejang, kelemahan atau kelumpuhan otot-otot wajah. Double visi adalah langka gejala tetapi dapat terjadi ketika saraf kranial 6 dipengaruhi. Saraf Glossopharyngeal dan saraf vagus yang jarang terlibat, tetapi keterlibatan mereka dapat mengakibatkan muntah atau menelan dan / atau kesulitan berbicara diubah refleks. Tumor yang lebih besar dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial , Tumor terkait meningkatkan tekanan intracranial dapat menyebabkan sakit kepala, kiprah kikuk dan kebingungan mental. Ini bisa menjadi komplikasi yang mengancam jiwa yang memerlukan perawatan mendesak.

F.     Komplikasi
Neuroma akustik dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk:
1.      Gangguan pendengaran
2.      Wajah mati rasa dan kelemahan
3.      Kesulitan dengan adanya gangguan keseimbangan dan kaku

G.    Penatalaksanaan
Pengobatan neuroma akustik dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pengobatan yaitu :
1.      Operasi
Mikro untuk neuroma akustik adalah teknik satu-satunya yang menghilangkan tumor. Operasi pengangkatan tumor adalah paling umum untuk pengobatan neuroma akustik. Penatalaksanaan denga radiasi tidak akan menghilangkan tumor, namun hanya akan memperlambat atau menghentikan pertumbuhannya.
2.      Stereotactic terapi radiasi
Terapi radiasi dilakukan dalam berbagai cara, tetapi terutama oleh empat metode gamma, radioterapi, terapi radiasi stereotactic juga disebut Radiosurgery atau radioterapi. Radiasi diberikan dalam dosis tunggal yang besar. Tidak jelas berapa persentase tumor dikendalikan oleh metode ini untuk waktu yang lama Di masa lalu ketika dosis radiasi yang lebih tinggi digunakan, tingkat kegagalan sekitar 12% (yang kemudian diperlukan operasi). Kebanyakan ahli bedah merasa bahwa tumor ini jauh lebih sulit untuk dihilangkan setelah perawatan radiasi Radiasi tidak menghapus tumor dan ketika tumor iradiasi pembedahan sering ditemukan bahwa mereka telah tumbuh sel-sel tumor di dalamnya.
 Tujuan dari operasi ini adalah untuk menyebabkan penyusutan tumor atau membatasi pertumbuhan tumor. Keberhasilan jangka panjang dan risiko ini pendekatan pengobatan tidak diketahui. MRI periodik pemantauan seluruh kehidupan pasien dianjurkan.
Terapi radiasi dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang dapat kadang-kadang terjadi bahkan bertahun-tahun kemudian. Terapi radiasi dapat juga menyebabkan kerusakan pada saraf kranial tetangga, yang dapat mengakibatkan gejala seperti mati rasa, nyeri atau kelumpuhan otot-otot wajah. Dalam banyak kasus gejala-gejala ini sementara. pengobatan radiasi juga dapat menginduksi pembentukan dari schwannomas jinak atau ganas lainnya. Tipe ini pengobatan karenanya mungkin kontraindikasi pada perawatan neuromas akustik dari pada mereka yang NF2 yang cenderung untuk schwannomas mengembangkan dan tumor lainnya.























BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
1.      Identitas
·         Nama
·         Jenis kelamin
·         Umur
2.      Keluhan utama :fungsi pendengaran klien menurun, mual dan muntah, pusing yang berlebih.
3.      Riwayat peyakit dahulu : pernahkan pasien menderita penyakit THT sebelumnya.
4.      Riwayat keluarga 
Apakah keluarga adanya yang menderita penyakit yang di alami pasien. Hal ini sangat di butuhkan karena pada Neuroma Akustik yang beretiologi pada herediter atau keturunan.
5.      Pengkajian fisik.
a.       Inspeksi : pada telinga terlihat adanya benjolan/pertumbuhan abnormal.
b.      Palpasi : terasa nyeri ketika di palpasi area telinga bagian tengah .
6.      Pola-pola fungsi kesehatan
a)      Pola tata laksana hidup sehat
Biasanya ada riwayat mengenai gaya hidup klien yang tidak sehat.
b)      Pola nutrisi dan metabolisme
Adanya keluhan kesulitan untuk makan, nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut.
c)      Pola eliminasi
Klien dengan Neuroma Akustik pola defekasinya lancar, peristaltic usus normal, tidak terjadi inkontinensia urine.
d)     Pola aktivitas dan latihan
Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena vertigo yang di alami klien. kelemahan.
e)      Pola tidur dan istirahat
Biasanya klien tidak mengalami gangguan pada pola tidur dan istirahat klien.
f)       Pola hubungan dan peran
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan pendengaran.
g)       Pola persepsi dan konsep diri
Pola pendengaran klien berkurang serta daya pemahaman terhadap sesuatu tidak efektif. Klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, tidak kooperatif.
h)      Pola sensori dan kognitif
Pada pola sensori klien tidak mengalami gangguan penglihatan/kekaburan pandangan, perabaan/sentuhan pada muka dan ekstremitas normal.
i)         Pola reproduksi seksual
Biasanya terjadi penurunan gairah seksual
j)         Pola penanggulangan stress
Klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena gangguan proses berpikir dan kesulitan berkomunikasi.
k)      Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien biasanya jarang melakukan ibadah karena tingkah laku yang tidak stabil, kelemahan, vertigo. (Doenges, 2000).

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan persespsi sensori b/d penurunan fungsi pendengaran.
2.      ResikoTinggi cedera b/d vertigo
3.      Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit


C.    Intervensi
No
Diagnosa
NOC
NIC
1
Gangguan persespsi sensori b/d penurunan fungsi pendengaran.
NOC
-          Hearing compensation behavior
-          Risk control : hearing impairment
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….
v Pendengaran tidak semakin memburuk
v Klien mmpu menggunakan bahas bibir
v Mammpu menggunakan teknik yang lain untuk dapat mengerti apa yang dibicarakan

Communication enhancement : hearing deficit
v Fasilitasi klien dengan alat bantu pendengaran
v Ajarkan klien perbedaan mendengarkan dengan alat bantu dan tidak menggunakan alat bantu
v Jaga telinga klien tetap bersih
v Sarankan klien mengarkan dengan penuh perhatian
v Tingkatkan volume bicara
v Jangan bicara dengan menutup mulut, sambil merokok, dan bicara dengan mulut penuh
v Gunakan kertas, pensil atau computer untuk komunikasi
v Fasilitasi lokasi untuk alat bantu pendengaran
v Fasilitasi lokasi telepon untuk gangguan pendengaran
v Beri petunjuk (isayrat) pada orientasi realita
v Kolaborasikan pada ahli fisioterapi terapi pendengaran

2
Resiko tinggi cedera b/d vertigo

NOC :
-         Risk Kontrol
-         Immune status
-         Safety Behavior
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama….
v Klien tidak mengalami injury dengan kriterian hasil:
v Klien terbebas dari cedera
v Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah injury/cedera
v Klien mampu menjelaskan factor risiko dari lingkungan/perilaku personal
v Mampumemodifikasi gaya hidup untukmencegah injury
v Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
v Mampu mengenali perubahan status kesehatan
NIC :
Managemen lingkungan
v Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
v Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif  pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
v Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)
v Memasang side rail tempat tidur
v Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
v Membatasi pengunjung
v Memberikan penerangan yang cukup
v Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
v Mengontrol lingkungan dari kebisingan
v Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
v Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.
3
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit

NOC :
-          Kontrol kecemasan
-          Koping
Setelah dilakukan asuhan selama ……………klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:
v  Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
v  Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
v  Vital sign dalam batas normal
v  Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
v Gunakan pendekatan yang menenangkan
v Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
v Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
v Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
v Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
v Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
v Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
v Dengarkan dengan penuh perhatian
v Identifikasi tingkat kecemasan
v Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
v Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
v Kelola pemberian obat anti cemas.
























BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Neuroma akustik adalah tumor bersifat kanker (jinak) dan biasanya lambat tumbuh yang berkembang pada saraf akustikus, menyebabkan gangguan pendengaran, dering di telinga Anda dan kegoyangan. Juga dikenal sebagai schwannoma vestibular, neuroma akustik mnerupakan penyebab umum gangguan pendengaran. Penyebabnya 2 gen Neurofibromatosis (NF2)yang diturunkan oleh ayah dan ibu. Tanda gejala gangguan pendengaran, (tinnitus) di telinga yang terkena, kegoyangan, kehilangan keseimbangan, Pusing (vertigo), wajah mati rasa dan kelemahan.
Penatalaksanaannya dilakukan :
1.      Operasi, dapat menghilangkan tumor/ pengangkatan tumor untuk memperlambat atau menghentikan pertumbuhannya.
2.      Terapi radiasi Stereotactic,
Terapi radiasi dilakukan dalam berbagai cara, tetapi terutama oleh empat metode gamma, radioterapi. Radiasi diberikan dalam dosis tunggal yang besar.
B.     SARAN
Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran pada satu telinga, biasanya bertahap dengan tanda gejala lainnya, dianjurkan sesegera di periksa guna mengetahui dan mencegah neuroma akustik.