TUGAS TERSTRUKTUR
KEPERAWATAN KELUARGA II
“TERAPI MODALITAS , TERAPI KOMPLEMENTER DAN KONSELING KELUARGA”
Disusun Oleh:
Wahyu Teten Rustendy
G1D008095
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2011
A. Terapi Modalitas
1.
Pengertian
Terapi modalitas
adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini di berikan dalam upaya
mengubah perilaku pasien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif.
Terapi modalitas mendasarkan potensi yang dimiliki pasien (modal-modality)
sebagai titik tolak terapi atau penyembuhannya. Tapi terapi ini bisa dipakai
untuk terapi keperawatan keluarga.
2.
Jenis-jenis terapi modalitas
a.
Terapi individual / Perorangan
Terapi individual adalah terapi dengan
pendekatan hubungan individual antara seorang terapis dengan seorang klien.
Hubungan yang dijalin adalah hubungan yang disengaja dengan tujuan terapi dan dilakukan
dengan tahapan sistematis (terstruktur) sehingga melalui hubungan ini terjadi
perubahan tingkah laku klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal
hubungan.
Melihat individu
sebagai suatu tempat yang patologis dan dilakukanny pengumpulkan
data yang di peroleh dari individu tadi, pada terapi
perorangan pengungkapan pikiran dan perasaan tentang kehidupannya sekarang, dan
orang–orang didalamnya penting untuk dikaji. Termasuk riwayat perkembangan konfliknya dengan orang tua dan
saudara–saudaranya.
Bila akan dirujuk
ke dalam terapi keluarga maka terapis akan mengekporasi interaksi individu
dalam konteks hidup yang berarti
bagi dirinya dan oranglain. Dalam
wawancara keluarga terapist mengamati hubungan individu dengan anggota keluarga
lainnya dan dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga.
b.
Terapi
bermain
Terapi
bermain diterapakan kerena ada anggapan dasar bahwa anak-anak akan dapat
berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada dengan ekspresi verbal.
Bermain dengan perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan, status emosional
anak, hipotesa diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk mengatasi
masalah anak tersebut. Prinsip terapi bermain meliputi membina hubungan yang
hangat dengan anak, merefleksikan perasaan anak yang terpancar melalui
permainan, mempercayai bahwa anak dapat menyelesaikan mesalahnya, dan kemudian
menginterpretasikan perilaku anak tersebut.
Terapi
bermain di indikasikan untuk anak yang mengalami depresi, ansietas atau sebagai
korban penganiayaan (abuse). Terapi bermain juga dianjurkan untuk dewasa yang
mengalami stress pasca trauma, gangguan identitas disosiatif dank lien yang
mengalami penganiayaan.
c.
Terapi keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan
kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit).
Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk
itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi;
tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya. Ada
beberapa teori yang mendasari terapi keluarga, antara lain:
1). Psychodynamik Family Therapy.
Contoh: Seseorang
yang mempunyai harga diri rendah akan menampilkan suatu " False Self
" yang ditampilkan pada saat yang sama diajuga takut kecewa dan sulit
mempercayai orang lain termasuk pasangan hidupnya. Hal ini menyebabkan
kesulitan yang serius dalam perkawinannya.
Tujuan dari terapi
keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk menolong anggota keluarga
mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan caranya beraksi satu sama lain di
dalam keluarga. Disini anggota keluarga didorong kearah asosiasi bebas dengan
membiarkan pikiran mereka berjalan bebas tanpa sensor alam sadar dan
memverbalisasilan pikirannya. Terapist hendaknya dab tudak secara aktif
melakukan intervensi juga hindari memberi saran dan memanipulasi keluarga.
2). Behavioural Family Therapy
Terapi perilaku
dalam keluarga diawali dengan mempelajari pola perilaku keluarganya untuk
menentukan keadaan yang menimbulkan masalah perilaku itu. Berdasarkan analisis
ini, terapist membuat rencana untuk merubah keadaan tersebut dengan cara
intervensi langsung dalam keluarga.
Tujuan utamanya
adalah meningkatkan perilaku yang positif yang diinginkan dan menghilangkan
perilaku negatif. Hal ini dilakukan dengan mengatur keluarga sehingga perilaku
yang diinginkan diperkuat dengan memberi " Reward ".
3). Group Therapy Approaches
Terapi kelompok
dapat diterapkan didalam keluarga. Tujuannya adalah menolong anggota keluarga
mendapatkan insight melalui proses interaksi didalam kelompok. Peranan terapis
adalah sebagai fasilitator.
Terapi keluarga
menggunakan teori komunikasi dengan
proses komunikasi yang
terjadi didalam keluarga dan dijelaskan sebagai berikut :
a) Komunikasi dan kognisi
Terapist
dari kelompok ini menaruh perhatian untuk menolong keluarga dan menjelaskan
arti komunikasi yang terjadi diantara mereka. Terapist menyuruh anggota
keluarga meneliti apa yang dimaksud oleh anggota keluarga yang lain saat
menyatakan sesuatu.
Terapis juga
memperhatikan punktuasi dari proses komunikasi yang terjadi pada keluarga
dengan tujuan memperjelas kesalah pengertian, juga diperhatikan bahwa non
verbal yang digunakan.
b) Komunikasi dan kekuatan
Haley
mengatakan bahwa bila seseorang mengkomunikasikan pesan pada orang lain berati
dia sedang membuat siasat untuk menentukan hubungan.
Contoh :
orang tua bertanggung jawab terhadap anak anak dan dia punya
hak untuk membatasi perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak sendiri
untuk mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan pada terapi struktural
dimana tujuan proses, terapi untuk merubah posisi dari batasan diatara sub
sistem yang berbeda dalam keluarga.
c) Komunikasi dan Perasaan.
Virginia
safir adalah orang yang banyak memberi penekanan komunikasi dari perasaan.
Dikatakan bahwa pasangan perkawinan yang mempunyai kebutuhan emosional
diharapkan ditentukan dalam perkawinan jika kita menemukan kebutuhan emosional
hari setiap orang maka komunikasi perasaan ini sangat penting artinya : Tujuan
dari terapi adalah memperbaiki bila terdapat ketidakpuasan.
4). Structural Family Therapy.
Dikembangkan oleh
Salvador Minuchin. Perlu dinilai 6 aspek dari fungsi keluarga. Struktur
keluarga yang terdiri dari susunan yang mengatur transaksi diatara anggota
keluarga. Fleksibilitas dari fungsi keluarga dan kemampuannya untuk berubah.
" The Family
Resonance " pada anggota keluarga dapat saling terikat atau saling
merenggang. Konteks kehidupan keluarga ini merupakan supra sistem yang teridiri
dari keluarga besar, tetangga lingkungan kerja, lingkungan sekolah dari anggota
keluarga supra sistem bisa merupakan sumber stress atau sumber supprot dari
lingkungan.bisa merupakan.
Terapi keluarga merupakan intervensi
spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan interaksi keluarga
secara sehat. Agar tujuan tercapai, maka terapis harus memperhatikan hal-hal
dibawah ini:
1). Ruang Lingkup Terapi Keluarga
Terapi keluarga
adalah suatu tindakan berupa modifikasi keadaan sekarang bukan sekedar
eksplorasi dan interaksi masa lampau. Adapun sasarannya adalah sistem keluarga.
Tetapi bergabung dengan sistem tersebut dan menggunakan dirinya untuk mengubah sistem
tadi dengan mengubah posisi anggota keluarga, terapi mengubah pengalaman dan
subyektif.
Perubahan di dalam
struktur akan memberi paling sedikit satu kemungkinan untuk berubah berikutnya.
Sistem keluarga diorganisir sekitar dukungan, aturan, asuhan dan sosialisasi
anggota keluarga tadi. Dalam hal ini terapist bergabung dengan keluarga bukan
untuk mendidik dan membuatnya sosial tetapi memperbaiki dan memodifikasi fungsi
keluarga itu sendiri sehingga dapat menjalankan fungsi dengan baik.
Sistem keluarga
mempunyai sifat–sifat pertahanan diri karena itu sekali perubahan terjadi
keluarga ini akan mempertahankan dan mengubah umpan balik atau memberi nilai
pengalaman pada anggota keluarganya.
2). Indikasi Pemberian Terapi Keluarga
Terapi keluarga
akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang tepat. Indikasi terapi
keluarga menurut walrond skinner adalah :
Gejala yang timbul
merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga dan gejala yang timbul lebih
menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota keluargannya dapat
merupakan masalah secara individual.
Kesulitan
berpisah. Terapi keluarga yang berorientasi psikomaktika menyatakan bahwa
terapi keluarga akan berguna pada keluarga–keluarga dapat fungsi yang didasari
oleh paranoid Skizoid, hubungan yang " part object " kurangnya "
ego goundaries " dan terlalu banyak memakai denial
projeksi." Saverely Disorganized Family " dan keadaan sosial ekonomi
yang sangat buruk.
3). Manfaat Pemberian Terapi Keluarga
Secara garis besar
manfaat terapi keluarga baik untuk pasien maupun keluarga adalah :
Manfaat untuk
pasien :
a) Memepercepat proses kesembuhan melalui
dinamika kelompok / keluarga
b) Memperbaiki hubungan interpersonal pasien
dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang
dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya.
c) Jika dilakukan pada program rawat jalan
diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan.
Manfaat
untuk keluarga :
a) Memperbaiki fungsi dan struktur keluarga
sehingga peran masing–masing anggota keluarga labih baik.
b) Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya
terhadap pasien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat
menghargai pasien sebagai manusia maupun terhadap potensi–potensinya masih ada.
c) Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya
dalam membantu pasien dalam rehabilitasi.
4). Teknik Terapi Keluarga
Terapi keluarga
dilakukan dengan menggunakan tehnik terapi Keluarga Berstruktur. Terapi keluarnya berstruktur adalah suatu kerangka teori tehnik pendekatan
individu dalam konteks sosialnya.
Tujuan adalah
mengubah organisasi keluarga. Terapi keluarga berstruktur memepergunakan proses
balik antara lingkungan dan orang yang terlibat perubahan perubahan yang
ditimbulkan oleh seseorang terhadap sekitarnya dan cara-cara dimana umpan balik
terhadap perubahan perubahan tadi mempengaruhi tindakan
selanjutnya. Terapi keluarga mempergunakan teknik–teknik dan mengubah
konteks orang–orang terdekat sedemikian rupa sehingga posisi mereka berubah
dengan mengubah hubungan antara seseorang dengan konteks yang akrab tempat dia
berfungsi, kita mengubah pengalaman subyektifnya.
Terapi keluarga
salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks
lingkungan khususnya keluarga. Untuk dapat menajalankan terapi keluarga dengan
baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu
psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan fingsi keluarga,dinamika
keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi. Manfaat peran keluarga dalam
proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi keluarga.
Dengan terapi
keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi dan rehabilitasi pasien juga
dapat memperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap–tiap anggota
keluarga dalam arti memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan interpersonal
d.
Terapi aktivitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok Sosialisasi (TAKS)
adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial, yang bertujuan untuk meningkat hubungan sosial dalam kelompok
secara bertahan.
Tujuan dari TAKS antara lain:
1).
Klien mampu memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama: nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
2).
Klien mampu berkenalan dengan
anggota kelompok
3).
Klien mampu bercakap-cakap
dengan anggota kelompok
4).
Klien mampu menyampaikan topik
pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok
B.
Terapi Komplementer
1.
Pengertian
Terapi
komplementer dan alternatif adalah terapi
dalam ruang lingkup luas meliputi system kesehatan, modalitas, dan
praktek-praktek yang berhubungan dengan teori-teori dan kepercayaan pada suatu
daerah dan pada waktu/periode tertentu. Terapi komplementer adalah terapi
yang digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk
menggantikan terapi medis. Terapi komplementer
dapat digunakan sebagai single
therapy ketika digunakan untuk meningkatkan kesehatan
Dalam hal pengobatan atau terapi alternative yang
digunakan secara tersendiri menggantikan pengobatan konvensional (kedokteran),
maka sebutannya adalah pengobatan alternative. Sedangkan bila cara pengobatan
itu dilakukan bersama atau sebagai tambahan terhadap pengobatan konvensional,
maka sebutannya menjadi pengobatan komplementer karena kedua cara pengobatan
tersebut melengkapi satu sama lainnya. Sebagai contoh, banyak rumah sakit di
china menggunakan akupuntur untuk mengurangi rasa nyeri selama operasi,
menggantikan anestesi (obat bius). Dalam hal ini akupuntur disebut sebagai
penngobatan komplementer.
Alasan yang
paling umum orang menggunakan terapi komplementer adalah untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan/wellness.
Wellness mencakup kesehatan optimum
seseorang, baik secara fisik, emosional, mental dan spiritual. Fokus
terapi komplementer adalah
kesejahteraan yang berhubungan dengan tubuh, pikiran dan spirit. Terapi komplementer
bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
menghindari atau meminimalkan efek samping, gejala-gejala, dan atau mengontrol
serta menyembuhkanpenyakit.
2.
Jenis–jenis terapi komplementer
a.
Akupunktur
Praktik akupnktur menurut teori ini, Chi
(atau Qi, atau ki, atau energi vital) dan darah bersirkulasi di dalam tubuh
melalui system saluran darah yang disebut meridian, dan menghubungkan
organ-organ internal dengan organ-organ eksternal atau jaringan. Dengan
merangsang titik-titik tertentu pada permukaan tubuh yang terletak di jalur
meridian dengan menggunakan jarum akupunktur atau moksibusi, maka aliran Chi dan darah bias diatur, dan dengan
demikian penyakit yang mengganggu bisa disingkirkan. Titik yang dirangsang
tersebut disebut titik-titik akupunktur atau Acupoints.
Kedudukan titik-titik akupunktur ada pada sejumlah jalur Meridian utama.
Ada 12 pasang jalur Meridian yang secara sistematis tersebar pada kedua belahan
tubuh (sebelah depan dan belakang), dan 2 jalur meridian tambahan di sepanjang
bagian tengan abdomen dan pnggung. Hingga saat ini telah diidentifikasi atau
ditemukan adanya lebih dari 300 titik akupunktur, masing-masing dengan fungsi
terapeutiknya sendiri. Sebagai contoh, titik Heju yang terletak diantara tulang
metacarpal pertama dan kedua, bisa mengurangi rasa nyeri di kepala dan mulut.
Sehingga titik Shenmen yang terletak di ujung medial dari pergelangan bisa
menimbulkan efek ketenangan.
b.
Masase
Hipocrates
pernah menyatakan bahwa “dokter harus berpengalaman dalam banyak hal termasuk
dalam memijat”. Pijatan dapat meluruskan sendi yang terlalu lemas dan
melemaskan sendi yang terlalu kuat. Minat memijat dianggap telah dipengaruhi
oleh Metzeger di Belanda dan di Inggris pada abad ke 19 ahli pijat wanita
dipekerjakan untuk memberikan terapi masase di bawah intruksi yang diresepkan oleh
dokter. Tahun 1985 perawat dipekerjakan sebagai pemijat medis. Standar praktek
diperkenalkan tahun 1920 oleh “Perkumpulan Pemijat Terlatih” dan akhirnya
menjadi “The Chartered Society of Massage
and Medical Gymnastics” yang dipelopori oleh “Chartered Society of Physiotherapy”. Seni masase digunakan oleh
ahli fisioterapi sebagai metode analisis dan terapi namun lebih sering
digunakan dalam terapi kecantikan dan pengobatan.
Masase dalam
pasien perlu pengkajian secara holistik. Pasien dengan varises vena, kondisi
dengan penyakit jantung, hipertensi, kondisi asmatik akut harus diidentifikasi
dengan jelas. Lingkungan untuk pemijatan harus tenang, hangat, penerangan
memadai, dan alat yang digunakan mudah terjangkau.
Ahli terapi
harus berfokus pada diri mereka sendiri dalam perannya memberikan masase
sebagai mekanisme penyembuhan. Sentuhan harus menjadi medium komukasi dengan
interupsi verbal jika perlu. Masase perlu mengguanakan medium seperti minyak.
Gerakan tangan harus tegas dan menyeluruh. Penguabahan arah menuver masase
harus terasa seperti pijatan lembut dan halus.
Teknik
dasar dalam masase :
Ø Mengurut
Mengurut adalah
gerakan yang lembut, meluncur, dan ritmik yang selalu mengikuti arah drainase
vena menuju ke jantung. Tekanan dapat ringan atau dalam tergantung tujuannya
dan teknik ini baik untuk meningkatkan drainase vena dan limfatik, meningkatkan
sirkulasi, dan fungsi otot. Teknik ini dapat digunakan untuk mengkaji kondisi
kulit, tingkat ketegangan atau relaksasi, dan adanya pembengkakan dibawah
kulit.
Ø Meremas
Teknik meremas
tangan harus tegas karena untuk menggerakan kulit diatas otot, otot diatas otot
atau jaringan diatas jaringan. Tangan diletakan pada posisi datar dan digerakan
dengan arah sirkular baik satu atau berlawanan. Teknik ini digunakan untuk
menghilangkan tegangan.
Ø Memijat
Teknik
ini menggunakan ujung luar telapak tangan untuk membuat gerakan pendek, tajam,
dan gerakan mencincang. Menekan digunakan untuk melemaskan sekresi yang
terhambat dari paru sepeti kistik fibrosis. Tangan digerakan secara bergantian
dengan cara cepat dan berulang-ulang.
Manfaat dari masase adalah meningkatkan sirkulasi,
aktifitas refleks pada sistem saraf pusat, perifer, dan otonom. Pijatan
membantu vena balik dan menghilangkan sampah yang terakumulasi dalam jaringan.
Mengurut dan meremas menstimulasi sirkulais lokal dan mobilisasi jaringan
lunak. Manfaat secara psikologis yaitu berkaitan dengan timbal balik sentuhan
dan proses relaksasi yang berkaitan dengan masase.
Masase berguna untuk meningkatkan kesejahteraan individu
baik sebagai terapi terpisah atau pelengkap dalam pengobatan ortodoks. Masase
secara klinis dapat digunakan untuk mengurangi stress dan meningkatkan
perbaikan jaringan dan kerusakan otot. Terapi ini dapat dimasukan dalam
aktivitas rutin seperti memandikan ditempat tidur dan perawaatn daerah tekanan.
Masase dapat digunakan sebagai teknik tersendiri atau dapat dikombinasikan
dengan minyak sari yang memberi lingkup terapeutik.
c.
Akupresure
Pada dasarnya Akupresure berarti
teknik pijat yang dilakukan pada titik-titik tertentu di tubuh, untuk
menstimulasi titik-titik energy. Titik-titik tersebut adalah titik-titik
akupunktur.Tujuanya adalah agar seluruh tubuh memperoleh jumlah ‘chi’ yang
cukup sehingga terjadi keseimbangan chi tubuh. ‘Chi’ adalah energy yang
mengalir melalui jaringan diberbagai Meridian tubuh dan cabang-cabangnya.
Akupunktur sering dilakukan dalam perpaduan dengan moksibusi. Moksibusi
adalah proses dimana batang moksa yang terbuat dari daun moksa kering dibakar,
dan dipegang dalam jarak sekitar 2,5 cm diatas kulit pasien, diatas titik-titik
akupunktur tertentu. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menghangatkan Chi
dan darah di saluran Meridian.
d. Brain Gym
Brain gym
adalah program yang disusun berdasarkan pola gerak. Latihan-latihannya menggali
kembali pola gerak masa pertumbuhan yang dilakukan anak-anak secara alamiah,
sebagai bagian dari proses tumbuh kembang mereka ketika masih bebas dari stress. Brain gym dikembangkan berdasarkan himpunan hasil penelitian selama
lebih dari 80 tahun, dari para terapis pendidikan, optometris pertumbuhan dan
para spesialis lain dalam bidang olah gerak, pendidikan dan pertumbuhan
anak-anak.
1)
Konsep dan cara
kerja brain gym.
Bayi dilairkan dengan berbagai respons yang berifat
refleks, sebagai stimulus
yang akan membantu otaknya dalam membentuk jalur neural yang vital. Jika bayi
tumbuh menjadi anak atau orang dewasa, akan tetapibayi masih memiliki berbagai refleks,
ini pertanda bahwa tahap awal yang penting dalam pertumbuhan otaknya belum terjadi,
telah terhambat atau bahkan mengalami kemunduran akibat pengalaman-pengalaman yang penuh stress secara
fisik atau pikiran, dan nantinya mengarah ke berbagai masalah yang lebih
serius. Penelitian yang baru mengenai kemampuan otak menunjukan bahwa hubungan
sel-sel otak bisa diubah.
Gerakan atau latihan tubuh tertentu merangsang aspek-aspek tertentu dari fungsi
otak. Dua puluh enam teknik brain gym dirancang untuk mengaktifkan berbagai
fungsi kognitif termasuk komunikasi, komprehensif dan pengorganisasian
informasi.
Manfaat brain gym:
a)
Meningkatkan ketrampilan berbicara, mendengarkan,
membaca, menulis dan matematika.
b)
Memperbaiki kemampuan konsentrasi dan daya ingat.
c)
Memperbaiki koordinasi tubu dan gerakan, olahraga,
menari dan bermain musik.
d)
Membantu meningkatkan kemampuan dalam menyusun
perencanaan dan mencapai tujuan dalam berbagai aspek kehidupan.
e)
Teknik melepas ketegangan dan stress yang mujarab.
f)
Meningkatkan rasa percaya diri.
C.
Konseling atau Bimbingan Keluarga
Bimbingan merupakan suatu alat untuk membantu
mengoptimalkan individu dan mendewasakan anak. Konseling adalah upaya membantu individu melalui
proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseling mampu memahami
diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif
perilakunya. Bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan
kepada seseorang dan atau sekelompok orang yang bertujuan agar masing-masing
individu mampu mengembangkan dirinya secara optimal, sehingga dapat mandiri dan
atau mengambil keputusan secara bertanggungjawab.
1.
Pengertian Konseling Keluarga
Family Counseling (konseling keluarga)
didefinisikan sebagai suatu proses interaktif yang berupaya membantu keluarga
memperoleh keseimbangan homeostasis, sehingga setiap anggota keluarga dapat
merasa nyaman (comfortable).
2.
Prinsip-prinsip Konseling Keluarga
a.
Bukan metode baru untuk
mengatasi human problem.
b.
Setiap anggota adalah sejajar,
tidak ada satu yang lebih penting dari yang lain.
c.
Situasi saat ini merupakan
penyebab dari masalah keluarga dan prosesnyalah yang harus diubah.
d.
Tidak perlu memperhatikan
diagnostik dari permasalahan keluarga, karena hal ini hanya membuang waktu saja
untuk ditelusuri.
e.
Selama intervensi berlangsung,
konselor/terapist merupakan bagian penting dalam dinamika keluarga, jadi
melibatkan dirinya sendiri.
f.
Konselor/terapist memberanikan
anggota keluarga untuk mengutarakan dan berinteraksi dengan setiap anggota
keluarga dan menjadi “intra family involved”.
g.
Relasi antara konselor/terapist
merupakan hal yang sementara. Relasi yang permanen merupakan penyelesaian yang
buruk.
h.
Supervisi dilakukan secara
riil/nyata (conselor/therapist center) (Perez,1979).
3.
Tujuan Konseling Keluarga
a.
Membantu anggota keluarga untuk
belajar dan secara emosional menghargai bahwa dinamika kelurga saling bertautan
di antara anggota keluarga.
b.
Membantu anggota keluarga agar
sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami problem, maka ini mungkin
merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan interaksi dari
anggota keluarga lainnya.
c.
Bertindak terus menerus dalam
konseling/terapi sampai dengan keseimbangan homeostasis dapat tercapai, yang
akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.
d.
Mengembangkan apresiasi
keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap anggota keluarga.
4. Pendekatan dalam Konseling
Keluarga
Dalam konseling keluarga banyak
pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam membantu permasalahan yang terjadi
di dalam keluarga. Hal ini antara lain adalah pendekatan psikodinamik,
pendekatan eksistensial, pendekatan bowenian, pendekatan struktural, pendekatan
komunikasi dan pendekatan behavioral. Pendekatan-pendekatan tersebut memiliki
dasar pemikiran, tujuan serta teknik yang berbeda di dalam penanganannya.
Pendekatan psikodinamik lebih menekankan
bagaimana individu memahami diridan memahami emosi, sehingga anggota keluarga
nantinya bisa menyelesaikan problem matika sendiri tanpa bantuan lagi dari
konselor.
Pendekatan eksperensial atau humanistik
didasari oleh masalah-masalah keluarga yang berakar dari perasaan-perasaan
negatif seperti tertekan, kekakuan dan lain-lain. Pendekatan ini lebih
menekankan pada keluarga agar mampu untuk berusaha mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki oleh individu.
Pendekatan bowen didasarkan dimana anggota
keluarga dapat memisahkan anatara fungsi intelektual dan emosionalnya, dimana
pendekatan ini menghindarkan triangulasi atau orang ketiga dalam proses
penanganannya.
Pendekatan struktural lebih menekankan pada
perubahan struktural di dalam keluarga dan bagaimana keluarga dapat mengatur
dirinya sendiri dengan pola transaksional di antara anggota keluarga. Peran
konselor dalam pendekatan ini harus mampu memberikan instruksi-instruksi yang
selayaknya dilakukan oleh anggota keluarga sedang melakukan bimbingan.
Pendekatan strategis atau komunikasi lebih
menekankan pada problematika masa sekarang yang bertujuan untuk mengubah segala
perilaku-perilaku yang salah. Sedangkan pada pendekatan behavioral, lebih
menekankan pada perilaku-perilaku dimana perilaku tersebut dipertahankan atau
bahkan dihilangkan. Pada kasus yang telah diungkap sebelumnya, bahwa penolakan
orang tua terhadap hadirnya anak berkebutuhan khusus serta sikap orangtua yang
frustasi, stress hingga acuh pada anak yang akhirnya membuat keseimbangan
kehidupan keluarga tersebut terganggu. Tentunya hal tersebut harus ditangani
dengan segera. Jangan sampai masalah di dalam keluarga dapat menghambat potensi
serta aktivitas anggota keluarga yang lain. Pendekatan-pendekatan bimbingan
keluarga yang telah dijelaskan diatas merupakan acuan bimbingan yang dapat
membantu memecahkan persoalan tersebut.
Pendekatan behavioral yang menekankan pada
perilaku yang dipertahankan atau dirubah atau dimodifikasi dapat digunakan
untuk orang tua bagaimana harus bersikap dan berperilaku terhadap anak
berkebutuhan khusus yang hadir dalam keluarganya. Pendekatan eksperiensial atau
humanistik dapat digunakan untuk mengembangkan ketertutupan emosional dan
mengurangi kekakuan didalam keluarga serta pendekatan-pendekatan lainnya.
Peran konselor dalam membantu klien dalam
konseling keluarga dan perkawinan dikemukakan oleh Satir (Cottone, 1992) di
antaranya sebagai berikut:
a.
Konselor berperan sebagai
“facilitative a comfortable”, membantu klien melihat secara jelas dan objektif
dirinya dan tindakan-tindakannya sendiri.
b.
Konselor menggunakan perlakuan
atau treatment melalui setting peran interaksi.
c.
Berusaha menghilangkan
pembelaan diri dan keluarga.
d.
Membelajarkan klien untuk
berbuat secara dewasa dan untuk bertanggung jawab dan melakukan self-control.
e.
Konselor menjadi penengah dari
pertentangan atau kesenjangan komunikasi dan menginterpretasi pesan-pesan yang
disampaikan klien atau anggota keluarga.
f.
Konselor menolak perbuatan
penilaian dan pembantu menjadi congruence dalam respon-respon anggota keluarga
DAFTAR
PUSTAKA
Cortinash,
KM and Holeday Worret, P.A., 1991. Psychyatric
Nursing care Plan, St. Louis: Mosby year Book,
Hadibroto, Iwan., Syamsir Alam.2006.
Pengobatan Alternatif dan
Komplementer.
Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
http://dahliarsj13.blogspot.com/2009/02/terapi-modalitas-dalam-keperawatan-jiwa.html.
diakses tanggal 28 Oktober 2011
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/2010/02/terapi-keluarga.html.
diakses tanggal 28 Oktober
2011
http://scorvey037.blogspot.com/2010/04/konseling-keluarga.html.
diakses tanggal 28 Oktober
2011
Mc
Farland, Gertrude K. and Themas M.D, 1987. Psychiatric
Mental Health Nursing. St. Louis: The CV. Mosby Co.